You are My Destiny [3]

Title : You Are My Destiny [Part – 3]

Cast :

  • Cho Kyuhyun
  • Park Hyemi
  • And other cast

Genre : Romance

Category : Chapter

poster3

“cinta sejati tidak bisa diakhiri begitu saja” -ThornBirds

“Cinta itu seperti air ketika tak ada air kau kehausan dan bersedih namun ketika banyak air kau tak memnyadari bahwa air itu sangat berharga.”-Sungmin

Maaf untuk FF yang ngaret ini. jika kurang feel atau apapun. aku minta maaf, aku stress nunggu hasil UN 😥 Happppy Readinggggg Don’t forget to leave a comment after you read *Up to you* ^^ Thank you

HYE MI POV


Deburan ombak yang menghantam batu karang kini menemaniku. Yesung oppa membawaku kepantai ini. Pantai dengan sejuta ketenangan dari air yang tak henti-hentinya bergulung membentuk ombak. Hamparan air asin menghiasi pandanganku. Tak ada perbincangan yang terjadi antara aku dan yesung oppa selama beberapa saat. Hingga sebuah pertanyaan yang tak penting ini keluar dari bibirku sendiri.

“Oppa,,” panggilku.

“Ne?” yesung oppa mengalihkan pndangannya menatapku lembut.

“Apa kau tau bagaimana rasanya jatuh cinta? Ng, maksudku apa kau pernah jatuh cinta?”. Yesung oppa hanya terkekeh pelan, lalu menghembuskan nafas panjang.

“Ng, rasanya jatuh cinta? Ketika kau berada di dekat orang yang kau sayangi atau kau cintai kau akan merasa aliaran darahmu berdesir lebih cepat, detak jantungmu tak menentu, nafasmu berantakan dan susunan otakmu tak berjalan sebagaimana mestinya. Saat kau berdekatan dengan seseorang yang kau cinta, kau akan merasa seakan tegangan listrik bervolt-volt menyerang seluruh persendianmu. Ng, mungkin begitulah rasanya jatuh cinta.” Tuturnya. “Apa kau merasakan semua yang kukatakan saat kau berada didekat Kyuhyun?” tanyanya, yang sukses membuatku seolah tersambar petir hebat didunia ini.

“Oppa!” bentakku tak terima. Namun, apa tangganpannya? Ia hanya tersenyum seolah tak bersalah. Menyebalkan.

“Mianhae,,” ucapnya sembari mengusap pelan puncuk kepalaku.

“Ng, apa oppa pernah jatuh cinta. Atau saat ini oppa memiliki seseorang yang oppa sukai?” tanyaku penasaran.

“Wae? Mengapa kau bertanya tentang hal itu?” tanyanya heran. Ia menautkan kedua alis di wajahnya.

“Ng, aniya.. aku hanya ingin tau saja.” Ia terlihat mengambil nafas panjang, lalu menghembuskannya secara perlahan.

“Ada.” Jawabnya singkat, hanya kata itu namun semakin membuatku penasaran tentang gadis yang ia kagumi tersebut. Kalau kalian Tanya bagaimana perasaanku saat ini. tepatnya saat aku mengetahui yesung oppa memiliki seseorang yang ia sukai. Perasaanku, ng  tak terjadi apa-apa. Aku sama sekali tak merasakan bahwa  aku cemburu dan takut kehilangannya, atau mungkin merasakan hal apa saja yang menyangkut kata ‘cinta’. Sungguh, aku tidak merasakan semua itu. Apakah perasaanku dengan yesung oppa tidak seperti yang kufikirkan selama ini. Ah, entahlah memikirkannya membuat kepalaku terasa berdenyut-denyut.

“Siapa dia? Ng, apa aku mengenalnya?” tanyaku.

“Mungkin, namun sekarang dia sudah menikah dengan sahabatku.” Mulutku terasa kaku. Aku tak sanggup menanggapi apa yang baru saja aku dengar tadi.

“Mmi, ng mianhae oppa! Aku tidak bermaksud..”

“Sudahlah, mungkin memang takdirku tak bersamanya.”

AUTHOR POV

“Ada” ucap yesung singkat, namun terlihat jelas wajah seseorang yang merasa penasaran akan hal ini.

“Siapa dia? Ng, apa aku mengenalnya?” Tanya HyeMi penasaran. Yesung menatap HyeMi tepat dimanik mata gadis itu. Gadis yang berhasil meluluhkan benteng hatinya karena memiliki cinta yang tak terbalas. Yesung menarik nafas panjang, lalu menghembuskannya secara perlahan. Menatap gadis didepannya dengan perasaan, ng, entahlah mungkin sekarang sudah tak ada lagi harapannya untuk memiliki cinta gadis didepannya. Karena ia tau dengan pasti, cinta gadis itu bukanlah untuknya. Cinta gadis itu telah terbang menjauhi dirinya.

“Mungkin, namun sekarang dia sudah menikah dengan sahabatku.” Jawab yesung pelan, namun sukses membuat gadis didepannya berdiri kaku. HyeMI sama sekali tidak tahu bahwa gadis yang dimaksud adalah dirinya. Hanya dirinya yang kini memenuhi setipa rongga fikiran yesung. Tidak ada lagi.

“Mmi, ng mianhae oppa! Aku tidak bermaksud..”

“Sudahlah, mungkin memang takdirku tak bersamanya.” Dengan sisa kekuatan yang ada, yesung berusaha untuk tetap tersenyum, berusaha tetap menyembunyikan apa yang ia rasakan selama ini. ia mencoba menghembuskan nafas lega, namun tentu tak ada kelegaan disana. Yang ada hanyalah setumpuk kepedihan yang menyayat hati. Meninggalkan rasa perih yang mengalahkan sakitnya pisau bedah saat menyayat kulit korbannya.  Udara musim dingin semakin menjadi, HyeMi terlihat merapatkan jaket yang ia kenakan. Yesung yang menyadari hal itu langsung menawari HyeMi untuk kembali kevilla.

“kau kedinginan?” Tanya yesung serak, karena suhu disekitarnya serasa membuat kerongkongannya kering.

“Ne,,” sahut HyeMi yang sedang asik memenuhi pandangannya dengan hamparan omabak laut yang saling mengulung.

“Sebaiknya kita kembali ke villa sekarang!” ajak yesung yang tak tega melihat badan mungil gadis yang ia cintai bergetar kedinginan. HyeMi hanya tersenyum seraya berkata “Ne oppa. Kajja!”

KYUHYUN POV

Aku sudah mencarinya keseisi Villa ini, namun nihil ia tak kunjung kutemukan. Aku mencoba menerka apa yang bisa saja ia lakukan saat ini. pergi ke suatu tempat mungkin? Ah, pantai mengapa tak terfikirkan olehku? Bukankah gadisku itu sangat menyukai pantai mungkin saja ia sedang berada disana. Kuharap begitu. Baru saja akan kulangkakan kakiku menuju tempat itu. Pintu villa terbuka dan memunculkan dua orang yang amat kau kenal.

“Kyuhyun-ssi!” ucap hyemi.

“Darimana saja kau, huh? Apa kau tidak mengerti kata-kataku tadi?” bentakku padanya.

“Apa? Kata-kata yang mana?”.

“Aishh,, neo! Aku kan sudah katakan jangan pergi keluar villa tanpa sepengetahuanku mengerti? Kau hampir membuatku gila hanya untuk mencarimu!” cecarku sejadinya.

“Yakk, kau lupa,huh? Kau bilang aku boleh pergi jika mengajak salah satu dari hyungmu! Kau lihat sendirikan? Aku pergi dengan yesung oppa. Apa kau dengar yesung oppa! apakah kau anggap dia bukan salah satu dari hyungmu, hah?!” ucapnya tak kalah. Ya, memang benar aku yang mengatakan itu. Namun, ahk, apa gadis satu ini tak mengerti. Aku memiliki tingkat kecemburuan yang tinggi. Apa dia fikir aku tidak akan cemburu melihatnya pergi berdua dengan yesung hyung. Benar-benar bodoh. Memang benar, yesung hyung adalah hyungku. Aku mengaku hal itu, namun entahlah aku merasa sangat cemburu jika HyeMi berdekatan dengan yesung hyung. Aku merasa seperti hyungku itu akan merebut HyeMi dari genggamanku. Aku juga tak mengerti perasaan apa ini. mungkinkah aku cemburu pada hyungku yang satu itu? Apakah aku terlihat begitu egois? Aku menarik HyeMi kekamar. Kulihat wajahnya yang sarat akan amarah, mungkin ia tak terima ku marahi. Aku merasa akan lebih baik jika aku dan dia segera menyelesaikan kesalah pahaman ini. aku menggenggam pergelangan tangannya erat, ia sedikit meringis  akibat perlakuanku. Saat aku hendak pergi ke kamar, tangan yesung hyung menghentikanku. Ia melepaskan genggaman tanganku dengan HyeMi. Mataku berkilat menatapnya. Namun, ia malah balik menatapku tajam.

“Wae?” tanyaku tanpa ingin berbasa-basi terlebih dahulu.

“Kau menyakitinya! Kau tahu?” ucapnya, lalu menatap kearah HyeMi. Aku menatap HyeMi, yang kini sedang memandangi aku dan yesung hyung dengan pandangan kaget. Aku mengenggam tangan yesung hyung erat dan kurasa cukup untuk membuatnya merasakan rasa sakit. Namun, tak kusangka ia melakukan hal yang sama terhadap pergelangan tanganku. Cukup sakit. Namun, kita lihat saja siapa yang akan kalah kali ini. mataku tetap menatapnya tajam, sementara tanganku lebih mengeratkan genggamanku hingga akhirnya sebuah ringisan meluncur dari bibirnya. Tsk, payah. HyeMi yang melihat itu, secepat kilat langsung menarik tangan yesung hyung. “Kyuhyun-ssi apa yang kau lakukan, huh?” bentaknya marah padaku. Apa-apaan ini mengapa dia lebih perhatian dengan hyungku daripada aku suaminya sendiri. “Oppa,, gwenchana?” tanyanya pada yesung hyung, dan kalian tahu apa yang membuat amarahku serasa naik hingga keubun-ubun? Ia, HyeMi istriku, ia memarahiku demi pria lain. Memangnya ia menganggapku sebagai apa dihidupnya. “Mianhae oppa, “ ucapnya meminta maaf pada yesung hyung, lalu menatapku seolah aku adalah buruannya kali ini. “Gwenchana,, kau tidak usah khawatir!” ucap yesung hyung sembari memamerkan senyumnya, yang terasa sangat memuakkan untukku. HyeMi hanya merespon dengan senyuman kecil dibibirnya. “Kyuhyun-ssi kajja! Kita selesaikan ini baik-baik!” ajaknya, lalu menarikku menuju kamar kami. Aku hanya mengikutinya pasrah.

‘blamm’ pintu kamar tertutup dengan kasar. menandakan sang empunya yang melakukan hal itu sedang dalam emosi panas.

“Apa yang kau lakukan, huh? Kau tahu, kau seperti anak kecil!” ucap HyeMi.

“Aku? Lalu bagaimana dengan dirimu? Apa kau tidak?”

“Apa, huh? Aku hanya pergi sebentar dengan yesung oppa. Mengapa kau harus bertingkah seperti tadi, hah?!”

“ Aku cemburu, kau mengerti!”

“Tsk, sungguh kekanakan!”

“Apanya yang kekanakan?! Aku berhak melakukan apa saja untuk mempertahankan gadis yang kucintai!” Demi tuhan, aku tak sadar aku mengatakan hal ini. kalian semua pasti tahu, bahwa aku adalah orang yang sulit mengatakan perasaanku. Namun, jika dengan dirinya. Ahk, entahlah kepala terasa berat. Dan nafasku berantakan, karena ulahnya membuatku cemburu dipagi hari. Aku melenggang keluar kamar, lalu menutup pintu kasar.

HYEMI POV

“Apanya yang kekanakan?! Aku berhak melakukan apa saja untuk mempertahankan gadis yang kucintai!” ucapnya, lalu ia melenggang pergi meninggalkanku yang masih tak percaya dengan pendengaranku ini. apa yang baru saja namja itu katakan? Aku adalah gadis yang ia cintai. Apa aku tak salah dengar. Aku mencoba menetralkan deru nafasku yang berantakan karena kata-katanya tadi. Entah apa yang aku rasakan kali ini. aku merasa ada serangan listrik dasyat yang mengalir didalam darahku saat tangan kulit kami bersentuhan. Sedasyat itukah? Ah, aku juga tak sepenuhnya mengerti dengan apa yang aku rasakan saat ini. aku beranjak menuju kamar mandi, mungkin air hangat dan sabun aroma lili mampu menyegarkan fikiranku. Aku keluar dari kamar mandi dan melihat Kyuhyun tengah sibuk memasukan pakaian kekoper. Aku memberanikan diri bertanya padanya. “SEdang apa kau? “ ia menatapku sekilas, lalu melanjutkan kegiatannya lagi.

“Hari ini kita pulang ke seoul!” ucapnya datar.

“Mwoya? Bukankah kita baru saja datang kesini kemarin? Lalu sekarang kita akan segera pulang?” aku tak habis fikir, apa maunya? Apa ia melakukan semua ini masih ada hubungannya dengan masalah tadi. Seolah bisa menebak fikiranku, kyuhyun berjalan kearahku dan berhenti tepat didepanku. Seketika itu juga aku merasa lututku lemas, wajahnya begitu jelas kulihat. Aku mencoba mundur perlahan, namun lengan kekarnya melilit dipinggangku dan menahanku untuk tetap dengan posisi ini. ia menatapku intens seolah menelusuri setiap senti diwajahku.

“ ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan masalah tadi. Baru saja ayah menelponku dan meminta kita untuk segera pulang. Kumohon, kau itu milikku! Jangan biarkan orang lain menyentuhmu. Setiap jengkal tubuhmu hanya milikku seorang. Aku tidak suka jika benda milikku disentuh oleh orang lain.” Aku menatapnya dengan alis bertaut.

“Apa maksudmu?”

“Sudahlah, cepat kenakan pakaian yang layak! Atau jangan salahkan aku jika..” ia menggantungkan kalimatnya lalu matanya beralih menatap tubuhku dari bawah hingga atas. Astaga, aku lupa. Sedari tadi aku hanya mengenakan piama handuk. Secara spontan aku menyilangkan kedua tanganku didepan dada. “Sialan kau!” pekikku, lalu menuju lemari pakaian dan mengambil pakaian sembarang. Setelah mendapatkannya, aku tanpa kata lagi, langsung masuk kekamar mandi lagi. Aigo,, semoga wajahku kali ini tidak memerah. Memalukan .

KYUHYUN POV

“Sedang apa kau” Tanya seseorang saat aku sedang mengemasi barang-barangku. Tentu saja aku kenal pemilik suara itu. Aku menatapnya sekilas. Aku lihat ia hanya mengenakan piama handuk berwarna biru laut yang menutupi tubuhnya sebatas dengkulnya. Dengan segera kualihkan pandanganku, yang benar saja. Apa ia sadar dengan apa yang ia kenakan saat ini.

“Hari ini kita pulang ke seoul!” ucapku datar.

“Mwoya? Bukankah kita baru saja datang kesini kemarin? Lalu sekarang kita akan segera pulang?”. Ia diam sejenak, terlihat sedang memikirkan sesuatu. Aku tahu, pasti ia berfikir bahwa tindakanku ini adalah dampak dari pertengkaran kami tadi pagi. Tanpa menunggu perintahku, seluruh otot-otot tubuh berkerja sama membuat ku berjalan mendekatinya. Ia terlihat agak gugup, lalu berniat membentangkan jarak antara kami. Namun, seakan melakukan anitisipasi, tanganku kulingkarkan dipinggangnya dan menahannya untuk tetap berada didepanku. Wangi strawberry menyerang indra penciumanku. Ya, ini adalah wangi samponya yang begitu manis. Sedangkan wangi lili terkuar jelas dari tubuhnya. Aroma yang sangat tenang, berbeda sekali dengan aroma rambutnya. Aku mencoba mengambil kendali atas diriku walaupun sangat terasa sulit jika sudah menyangkut gadis ini.

“ ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan masalah tadi. Baru saja ayah menelponku dan meminta kita untuk segera pulang. Kumohon, kau itu milikku! Jangan biarkan orang lain menyentuhmu. Setiap jengkal tubuhmu hanya milikku seorang. Aku tidak suka jika benda milikku disentuh oleh orang lain.” ia menatapku dengan alis bertaut.

“Apa maksudmu?” tanyanya. Aku hanya tersenyum.

“Sudahlah, cepat kenakan pakaian yang layak! Atau jangan salahkan aku jika..” aku menggantungkan kalimatku lalu mataku beralih menatap tubuhnya dari bawah hingga atas. Ia terlihat kaget saat mengetahui maksud dari ucapanku.Sepertinya ia tak menyadari kalau sedari tadi ia hanya mengenakan piama yang benar-benar menggodaku. Secara spontan ia menyilangkan kedua tangannya didepan dada. “Sialan kau!” pekiknya, lalu menuju lemari pakaian dan mengambil pakaian sembarang. Setelah mendapatkannya, ia tanpa kata lagi, langsung masuk kekamar mandi kembali. Semburat merah padam menghiasi pipinya. Dan hal itu semakin membuatnya terlihat manis dimataku.

******

Aku meregangkan tubuhku saat tiba di seoul. Perjalanan dari Jeju cukup menyita tenagaku.

“Kyuhyun-ssi kita mau kemana?” tanyanya yang bingung dengan arah mobilku.

“Kita pulang. Memangnya apa lagi?”

“Ng, kerumah orang tuamu? Atau kerumahku? Aku rasa ini bukan jalan menuju kedua tempat itu!”

“Kita ke apartemenku. Abeoji sudah menyewakannya untuk kita.”

“MWOYA??” pekiknya nyaring seakan mendapatkan bencana angin topan.

“Yakkk,, bisakah kau tidak berteriak!”

“Ani,, ng jadi kita tinggal berdua??” ia menegakkan jari tengah dan telujuknya. Aku hanya menganguk malas.

“Wae? Ada masalah? Kita ini sudah suami istri park hye mi, ah ani Cho HyeMi. Bukankah sudah seharusnya kita tinggal bersama. Lalu tidur bersama dan…” aku mencoba meledeknya.

“Yakkk,, jangan lanjutkan kalimatmu itu.”

“Memangnya ada apa? Menurutmu apa yang akan aku katakan?”

“Ahh,, sudahlah!” ucapnya lalu memalingkan wajahnya.

******

“Apa kau tak salah alamat? Ini apartemen kita?” tatapan HyeMi terus mengedar menelurusi setiap jengkal apartemen.

“Eh, kita? Ini apartemenku!”

“Ahh,, iya aku tau! Menyebalkan!” ia mengerucutkan bibirnya kesal. Dan aku suka sekali ekspresi kesalnya itu.

“Ng, kita tidak akan tidur satu ranjangkan?”

“ Tidak! Disini ada dua kamar. Hajiman, kalau kau berubah fikiran dan ingin tidur disampingku. Kau..” belum sempat aku menyelesaikan kata-kataku, ia sudah menghentikannya

“Ahkkk,, tidak,, aku tidak mendengarnya!” HyeMi menutup telingannya, lalu berjalan menuju kamarnya dengan langkah tergesa-gesa. Ckck,, gadis itu.

*****

AUTHOR POV

Setelah mandi HyeMi keluar kamar dan menuju dapur.

“Ah,, apa tidak ada makanan disini! Aku lapar!” pekik gadis itu sembari mengelus perutnya yang terasa mau mati karena tak diberi asupan makanan. Ia berjalan menghampiri Kyuhyun yang sedang terduduk santai disofa ruang tamu dengan memainkan gadget kesayangannya itu. PSP.

“yak,, kyuhyun-ssi aku lapar.” Adu gadis itu pada kyuhyun.

“Yasudah sana makan!”

“babo. Kau tau, disana tak ada makanan! Kau mau membuatku mati kelaparan , hah?”. Kyuhyun tak menggubris perkataan HyeMi, ia hanya terus memainkan benda sialan yang membuat HyeMi geram.

“YAKKK! APA YANG KAU LAKUKAN?” teriak kyuhyun saat tangan hyemi merebut paksa psp yang sedang ia mainkan. “KEMBALIKAN!”

“Nan shireoyo! “

“Neo! Aishh,, jinjja! Kau kan bisa memasak makanan sendiri. pergi sana jangan mengganguku!” kyuhyun berusaha mengambil kembali benda kesayangannya itu.

“Aku tidak bisa memasak!” ucap hyemi datar.

“MWO??”

“Ne,, maka dari itu, ayolah kita makan diluar! Emm??”bujuk hyemi.kyuhyun terus memandangi wajah gadisnya itu. Sebagai namja tentu ia tidak tega membiarkan yeoja yang ia cintai mati hanya karena kelaparan. Sungguh konyol. Kyuhyun terlihat menarik nafas panjang, lalu mengatakan sesuatu yang membuat hyemi merasa menang atas perdebatan tadi. “Kaja!”

******

HYE MI’S POV

Aku bisa gila jika seperti ini terus. Bagaimana tidak, setiap hari aku selalu bertengkar dengannya. ya, siapa lagi kalau bukan Pria menyebalkan titisan iblis itu. Cho Kyuhyun, aigo mendengar namanya saja sudah hampir membuatku naik darah. Hari ini tugas kuliahku menumpuk dan mau tak mau, aku harus pulang selarut ini. pria itu dirumah pasti sedang berceloteh tak jelas mencari keberadaanku. Malam ini lagi lagi aku harus mencari bahan untuk membuat sebuah jurnal ekonomi korea. Ahkk… aku bisa gila. Aku memasang headphone di kepalaku dan memutar playlist di ponsel dengan volume yang cukup membuat orang mengajukan diriku ke dokter THT. Tiba-tiba saja ada tangan usil yang mengganggu ketentramanku. “Yakk.. meosunyuri-ah?” bentakku tak terima karena headphone yang tadinya terhias manis dikepalaku kini berpindah tempat.

“Annyeong” sapa orang yang telah menggangu ketentramanku.

“Oh.. yesung oppa. Apa yang sedang kau lakukan malam malam begini?”. Ia membulatkan mata sipitnya dan menatapku lembut.

“Kau sendiri? ini sudah pukul 8 malam. Apa yang kau lakukan di perpustakaan sendirian begini, huh?” Tanya yesung oppa lalu menjawil hidungku pelan.

“Ah.. igo oppa! Aku mendapat tugas membuat jurnal tentang ekonomi korea.” Ujarku. Lalu menyodorkan kumpulan catatan yang nantinya akan kubuat menjadi sebuah jurnal sederhana.

“Aisshh.. tidak seharusnya kau melakukannya hingga selarut ini.  bagaimana jika suamimu itu cemas?” ia mengacak rambutku gemas.

“Arrayo oppa! Aku juga akan pulang sekarang. jadi kau tak perlu menceramahiku lagi.” Ia hanya terkekeh pelan mendangar ucapanku.

“Ne.. hajiman. Aku juga akan pulang. Bagaimana kalau aku mengantarmu?”

“Jinjja-yo?”

“Ne.. kajja” ucapnya lalu mengandeng tanganku untuk ikut dengannya.

*****

“Gomawo oppa..” aku membungkukkan sedikit badanku untuk berterima kasih padanya. Kini kami sudah didepan apartemenku. Ia memajukan sedikit badannya ke jendela mobil.

“Ne, hati-hati! Annyeongi.” Ucapnya disertai senyuman manisnya. Aku membalas senyumnya, ia menatapku dengan sebelah alis yang bertaut.

“Waeyo oppa? Mengapa kau tidak pulang?”

“Kau masuklah terlebih dahulu. Dengan begitu aku akan merasa tenang. Dan memastikan kalau kau sampai tanpa luka sedikitpun.” Aku memalingkan muka dan tertawa pelan karena tingkahnya.

“Ne.. aku masuk dulu oppa! Annyeongi!” selesai mengucapkan salam aku masuk kedalam gedung tempat apartemen kami. Tanpa kutau kyuhyun sudah berdiri didepan meja resepsionis. Aku terbelalak melihatnya. Kedua tangannya ia masukkan kedalam saku celana, sedangkan matanya menatapku intens. Seolah meneliti apakah aku pulang tanpa luka sedikitpun. Aku memutar bola mataku. Berusaha tidak menatap pria menyebalkan ini.

“Darimana kau? Kau tahu ini sudah pukul berapa?”tegurnya dingin.

“Hmm.. aku tahu!” tanpa berkata lagi ia meninggalkanku dan masuk kedalam lift.

” Yakk.. jankaman!” setengah berlari aku masuk kedalam lift. Sepertinya pria ini ingin membuat perang dingin denganku. Ragu-ragu aku menatap wajahnya. Wajahnya terlihat datar saja. Bahkan tidak ada raut wajah yang menunjukkan bahwa ia sedang marah padaku. “Yakk.. apa kau marah?” lama ia tak menjawab pertanyaanku. Aku hanya bisa mencibir kelakuannya yang menyebalkan itu. “YAKK!” teriakku geram. Akhirnya ia mentapku juga. Aishh.. tatapannya seolah aku ini adalah seorang buronan yang sedang diintrogasi oleh polisi. Ia hanya menatap, dan bibirnya masih terkantup. Tak menunjukkan bahwa ia akan menjawab pertanyaaanku tadi. Aku menghela nafas panjang. Baiklah, sebaiknya aku tidak berbicara kali ini. sesampainya didepan pintu apartemen kami ia masih saja mengantup kedua bibirnya itu rapat-rapat. “Cepat istirahat!” ucapnya, sebelum dirinya menghilang dibalik pintu kamarnya. Aku hanya bisa mengigit bibirku cemas. Aigo.. badanku benar-benar pegal. Mungkin berendam bisa menghilangkan sedikit rasa mengganggu ini.

*****

“Annyeong!” sapaku pagi ini padanya. Ia hanya mentapku sekilas.

“Ahh.. aku memanggang roti! Ayo kita sarapan!” ajakku padanya.

“Mianhae.. lain kali saja! Aku sedang terburu-buru hari ini. kau berangkat naik taksi saja.” Ucapnya, lalu melenggang pergi meninggalkanku yang masih bertanya-tanya tentang sikap dinginnya itu.

“Aisshh.. apa tidak cukup dia mendiamkanku semalam? Aku bisa gila. “ aku mencibir dirinya yang kini entah kemana.

*****

“Yesung oppa?” sapaku ketika melihat dirinya ditaman kampus. Ia terlihat sedang menekuni sebuah buku seni music dengan serius

“Oh.. kau rupanya! Ayo duduk!” ia mempersilakanku duduk disampingnya. Aku hanya mengganguk menanggapinya. Lalu, tanpa berbelit-belit menempatkan diriku pada posisi nyaman.

“Kelihatannya, fakultas music modern tidaklah lebih sulit ketimbang fakultas ekonomi yang aku pilih.” Ucapku sembari melihat kearah buku yang sedang digenggaman yesung oppa. Ia hanya tersenyum menanggapinya.

“setiap fakultas pasti mempunyai kesulitan tersendiri. Tergantung bagaimana orang tersebut menanganinya.” Aku hanya memberikan cengiran lebarku. Tak lama, ia terkekeh pelan.

“Wae oppa?” tanyaku penasaran mengapa ia tiba-tiba tertawa sendiri.

“Aniya.. aku hanya. Aku hanya menertawakan tentang cinta.”

“Ne? apa yang lucu tentang itu?”

“Cinta.. aku hanya menertawakan diriku yang tidak bisa melakukan apa-apa terhadap cintaku. Hingga akhirnya, kini ia telah berada dalam genggaman orang lain.” Ia tersenyum pahit mengakhiri kalimatnya tersebut.

“Ne?” sahutku tak mengerti apa yang sedang ia bicarakan.

“Apa kau mulai jatuh cinta pada Kyu, hye-ya?” tanyanya tanpa menatpku. Aku membulatkan mataku mendengarnya.

“Ne? aku? Animnida. Aku tidak jauh cinta dengan Kyuhyun. Mana mungkin aku menyukai namja menyebalkan seperti dirinya itu?” ia kembali tersenyum. Dan entah kenapa aku merasa ada luka dalam dibalik senyumannya tersebut.

“Jinjja?” tanyanya memastikan.

“Eoh!” aku menggangukan kepala.

“Bagaimana jika ada seseorang yang mengaku mencintaimu? Apa yang akan kau lakukan?”

“Ne? maksud oppa? Siapa orang yang menyukaiku?”

“Aku hanya bicara seandainya. Jawab saja!”

“Ah, ne, nan mollayo oppa!” ia mentapku sendu.

“Apa kau tidak mau meninggalkan kyuhyun. Dan pergi bersama laki-laki itu?”

“Ne?” ucapku kaget. Untuk kesekian kalinya akibat pertanyaan yang membuatku harus memutar otak.

“ Bagaimana jika laki-laki yang menyukaimu berada disini? Didekatmu? Dan dia harus menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri.  bahwa gadis yang ia cintai sudah menikah denga pria lain.”

“Oppa.. sebenarnya apa maksud pembicaraanmu ini? aku benar-benar tidak bisa mencernanya dengan baik.”

“Bagaimana jika laki-laki itu aku. Bagaimana jika laki-laki yang menyukaimu itu adalah diriku?” aku mengalihkan pandangan kearahnya. Ada bulir air mata yang tertahan dimata sipitnya.

“Oppa..” panggilku pelan.

“Aku sungguh-sungguh akan ini. Sejak aku melihatmu didepan butik tempo lalu. Aku merasakan sesuatu yang tidak kurasakan saat bertemu dengan gadis lain. Aku jatuh cinta padamu, hye-ya!” seakan musim panas datang. Tenggorokanku terasa sangat kering. Bahkan rasanya untuk mengeluarkan suara saja terasa amat perih. Aku memalingkan wajahku kearah lain. Berusaha menolak menatap yesung oppa yang kini tengah menatapku miris.

“Aku tidak memaksamu menerima cintaku. Aku hanya ingin mengutarakan semuanya padamu. Dengan begitu, aku sedikit bisa bernafas lega. Karena tidak menjadi laki-laki pengecut yang tak bisa menyampaikan perasaannya sendiri pada yeoja yang ia cintai.” Ia menangkup wajahku dengan kedua tangannya. Seolah memaksaku menatap dirinya. “Aku mencintaimu, bahkan lebih dari aku mencintai nyawaku sendiri. jika Kyuhyun menyakitimu. Kau harus melaporkannya padaku. Dengan begitu aku bisa merebutmu darinya. Araseo?” aku hanya bisa duduk terpaku tanpa mengeluarkan sepatah katapun. “Ah, ne, sekarang aku ada kelas. Aku pergi dulu.” Pamitnya padaku. dan hal yang membuatku hampir terkena serangan jantung adalah kenyataan bahwa sebelum ia pergi. Yesung oppa mecium pipiku lembut. Memang tak lama, namun hal itu sontak membuatkumengambil jarak terhadapnya. Entah, mengapa ada rasa tak rela saat yesung oppa mengecup pipiku tadi. Aku merasa kesal, seolah aku ini adalah milik orang lain. Dan tak ada seorangpun yang boleh menyentuhku. Aisshh.. perasaan apa ini?

*****

AUTHOR POV~

Tanpa HyeMi ketahui, ada sepasang mata yang mengintainya. Sepasang mata itu berkilat amarah. Amarah karena seseorang yang telah menyentuh bahkan mengecup pipi istrinya. Ya , sepasang mata itu milik Kyuhyun. Pandangannya tak lepas dari gadis yang beberapa hari ini tinggal bersamanya. “Apa kau tak mengerti juga istriku? Bahwa kau itu milikku sepenuhnya. Mengapa kau biarkan orang lain menyentuhmu?” kyuhyun mengepalkan tangannya kesal. “Yesung hyung, rupanya kau ingin main-main denganku ya? Baik, aku akan ikuti permainanmu. Dan kita lihat nanti. Siapa yang akan mendapatkan cintanya.” Gumam Kyuhyun. Dengan kesadaran yang ada HyeMi menuju kelasnya. Disana ia disambut oleh tatapan aneh hea min. “Wae?” Tanya HyeMi tanpa mau berbelit-belit.

“Aigo.. Nyonya Cho apa kau membawa  Jurnalmu hari ini?” HyeMi terheran dengan ucapan temannya yang satu itu.

“Igo! Kau membuatku repot saja. Tadi Kyuhyun sunbae mengantarkannya untukmu. “

“Mengapa ia memberinya padamu? Padahal kitakan beda fakultas?”

“Itu dia yang aku heran. Kau tahu, aku harus repot-repot mengantarkannya kemari saat aku sedang praktik meramu obat. Aisshh.. suamimu itu memang selalu seenaknya.”

“Eoh.. gomawo” HyeMi tersenyum kepadanya, lalu mengambil jurnalnya.

“Ah, ne, apa kalian ada masalah?”

“Ne?”

“Iya, apa kalian ada masalah? Sepertinya tadi kyuhyun sunbae terlihat marah. Aku saja sampai mengurungkan niatku untuk bertanya kenapa ia tidak mengantarkan jurnal itu langsung padamu.” Ujarnya lalu menunjuk jurnal HyeMi dengan dagunya.

“Ani.. kami baik-baik saja.”

“Kau yakin? Tatapannya tadi benar-benar menyeramkan.seperti seorang iblis yang siap menerkam mangsanya.”

“Ah, ne, apa praktikmu sudah selesai?” Tanya HyeMI mencoba mengalihkan topic.

“Ah, iya, aku hampir lupa. Yasudah aku pergi dulu. Jika ada masalah dengannya cepat selesaikan. Arra?” ucapnya lalu melenggang keluar dari kelask HyeMi. “Ne” jawab HyeMi singkat. Selepas kepergian hea min. hyemi mulai mencoba menerka jalan fikiran kyuhyun. Apa mungkin ia masih marah atas kejadian semalam. Atau jangan-jangan Kyuhyun melihat saat dirinya sedang berdua dengan yesung oppa ditaman. ‘Semua ini membuatku pening’ ujarnya dalam hati.

*****

HYE MI POV

Sudah sebulan terakhir kami melakukan perang dingin di apartemen ini. sungguh aku lebih nyaman jika ia marah dan berteriak-teriak padaku, ketimbang ia harus diam dan membuatku harus memutar otak menemukan jawaban kenapa ia begitu marah padaku. argghh.. aku mengacak rambutku gusar. Semenjak ia melakukan aksi mogok bicara padaku. apartemen ini terlihat damai. Namun, bukan damai ini yang kumau. Bahkan suasana di apatemen kami lebih mencekam dari pada taman pemakaman. Apa yang harus aku lakukan. Aku benar-benar bingung kali ini. bagaimana caranya agar pria menyebalkan itu kembali bicara padaku. bagaimana jika aku meminta maaf padanya, dan memasakkannya sesuatu yang ia sukai. Aku mengerutkan dahi. Tapi, aku tidak bisa memasak. Hmm.. apa yang harus kulakukan. Aku mengerucutkan bibirku bingung. Lagipula aku tak tahu makanan apa yang pria menyebalkan itu sukai. Aku rasa tak penting untuk mengetahuinya. Tidak, selama aku mau melakukannya. Aku pasti bisa melakukannya. Aku memang tak pandai memasak. Tapi setidaknya jika aku memang mempunyai niatan yang kukuh. Aku pasti bisa melakukan hal mustahil apapun dalam hidupku. Ne, Park HyeMi kau pasti bisa. Hwaiting. Ujarku menyemangati diriku sendiri. detik berikutnya aku meraih ponsel didalam saku celana hot pantsku. Dengan gerak cepat, aku mencari nomor telepon Ahra eonni, kakak perempuan kyuhyun. Kurasa ia pasti tau apa makanan kesukaan adiknya yang menyebalkan itu. “Yeobseoyo eonni-ya..” sapaku saat terdengar seseorang disebrang sana menerima panggilanku.

”Eoh Hye mi-ya waeyo?” sahut Ahra eonni.

“Ng, eonni-ya.. apa kau tau makanan apa yang kyuhyun sukai?” tanyaku hati-hati.

”Mwoya? ada apa kau menanyakan hal itu,eoh?” Ahra eonni terdengar kaget dengar pertanyaanku.

“Hmm.. animnida! Apa seorang istri tidak boleh bertanya seperti itu tentang suaminya sendiri.” terdengar suara decak tawa dari mulut Ahra Eonni.

” Aniyo.. aku hanya merasa sedikit ganjil tadi. Mengapa kau tak tanyakan langsung saja pada kyuhyun?” ucap ahra eonni. Damn! Apa yang harus kukatakan kali ini.

” Animnida.. aku ingin memberinya sebuah kejutan eonni-ya..” jawabku asal. Hanya pernyataan itu yang kini bersarang dibenakku.

”Eoh, geurae! Kyuhyun paling suka jajangmyeon dan daging babi panggang. Keurigo.. kau jangan memasukan sayuran kedalam masakanmu. Kyuhyun paling tidak suka makan sayur.” Aku mengganguk paham. Namun, secepat mungkin aku menjawab perkataan Ahra eonni. Aku hampir lupa jika kami sedang menelpon. Jadi ia tak bisa melihat bahwa aku mengganguk paham. “Ne eonnni-ya.. gomawo-yo! “ ucapku.

“Ne cheonmaneyo, adik ipar! Aigo.. kau itu manis sekali ingin membuatkan kyuhyun surprise. Semoga kejutanmu lancar!”

“Ne.. annyeong eonni-ya!”

”Ne” ucapnya mengakhiri perbincangan singkat kami. Jadi pria menyebalkan itu menyukai jajangmyeon. Aigo.. mengapa ia tak menyukai sayuran? Pantas saja aku menemukan beberapa jerawat bersarang diwajahnya. Pria menyebalkan itu. Hmm.. jajangmyeon. Aku memang sering memakannya. Tapi aku sama sekali tidak mengerti bagaimana memasaknya. Ah.. eomma. Mungkinkah jika aku menelpon eomma dan meminta penjelasan darinya. Tanpa pikir panjang , segera tanganku lincah menekan papan tombol dan mengkombinasikan beberapa angka yang akan menghubungkanku dengan eomma. “Eomma-ya!”

”Ne? ada apa hyemi-ya?”

“Bisakah kau membantuku?”

“Apa yang eomma harus bantu?”

 “Jelaskan padaku bagaimana caranya memasak jajangmeon jebal eomma-ya!”

“MWOYA? KAU MAU MEMASAK?” jerit eomma kaget disebrang sana.

*****

Hufh.. akhirnya jajangmyeon ini selesai juga. Aigo badanku benar-benar letih. Apa selelah ini rasanya memasak. Sedikit mengeliat, aku merenggangkan otot-otot tubuhku yang terasa mati kram. Ah, ne, jika kalian tanyakan bagaimana rasa jajangmyeon buatanku ini. Hmm.. kurasa tidak terlalu buruk. Setidaknya , ini layak untuk disebut sebuah makanan. Seusai merapikan dapur, aku bergegas kearah kamar mandi. Aroma tubuhku bau berbagai macam bumbu. Bukankah sebaiknya, aku mandi terlebih dahulu. Selepas itu baru aku ke kantor kyuhyun. Setelah memakai pakaianku. Aku meraih mantel bulu putih yang tersampir dilemari pakaianku. Aku mnghela nafas pelan, kuharap kyuhyun mau meminta permintaan maafku. Dengan tergesa-gesa aku memberhentikan taksi untuk mengantarku kekantornya. Pegawai kantor telihat lalu lalang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Aku berjalan kearah meja resepsionis unuk bertanya dimana letak ruangan kyuhyun. Ini adalah pertama kalinya, aku datang kekantor ini. “Annyeong.. ah, nyonya Cho? Ada yang perlu saya bantu?” aku menyeringitkan dahi mendengar sapaan resepsionis tersebut.

“Kau mengenalku?” ia terlihat terkekeh pelan.

” Tentu saja. Semua karyawan disini pasti mengenalimu, nyonya!” aku hanya menggangukan kepala. “Dimana letak ruangan kyuhyun-ssi?”

“Ne, ruangan tuan Cho ada di lantai 3. Didekat ruang VIP. Kau akan mengenalinya. Didepan pintu ruangan tertulis ruangan Presiden Direktur. Atau apa perlu, aku mengabari tuan Cho tentang kehadiranmu, nyonya?” tawar resepsionis itu padaku.

“Ah, aniyo! Tidak perlu, kau mengerti. Gamsahamnida.” Ujarku, lalu membungkukan sedikit badanku.

“Ne..” sahutnya, lalu melakukan hal serupa denganku. Dengan langkah tetap, aku berjalan mencari ruangan Kyuhyun. Setelah beberapa menit, akhirnya aku menemukan ruangan dengan pintu yang bertuliskan presiden direktur. Ck, secepat inikah ia mendapatkan posisi penting ini. aku mulai mengetuk pintu ruangan, namun tak ada suara apapun yang terdengar olehku. Ruangannya pun terlihat sepi. Apa ia sedang ada meeting hari ini. tapi, tadi resepsionis itu tak mengatakan apa-apa. Aku memutar knop pintu dengan tangan kanan, sedangkan tangan kiriku kugunakan untuk memegang kotak bekal yang tadi kubawa.

“Kyuhyun-ssi.. apa..” ucapanku tak terselesaikan. KOtak bekal yang sedari tadi tergenggam manis ditanganku kini terjatuh kelantai. Menimbulkan bunyi genderam pelan. Tenggorokkanku terasa amat perih. Aku melihatnya. Aku melihat kyuhyun sedang berciuman dengan gadis lain. Mengapa  hatiku terasa sakit. Dadaku terasa amat sesak. Nafaku memburu. Kemarahanku memuncak. Ada rasa tak rela saat melihat adegan ini. gadis itu, siapa dia mengapa ia dengan lancangnya berciuman dengan kyuhyun. Seketika itu aku merasa persendiaanku lemas. Pandanganku mulai mengabur,seiringan dengan air mata yang bersarang dipelupuk mataku. Aku terhenyak untuk beberapa saat sampai suara kyuhyun menyadarkanku.

“HyeMi-ya..” Kyuhyun terlihat mendorong gadis itu kasar, dan berjalan mendekati.

“Mi-ya. Ini tidak seperti yang kau fikirkan. Aku , aku sama sekali tidak menciumnya. Dia yang melakukan..”

“Wae?” aku tersenyum getir. “Apa aku ada hak untuk melarangmu berhubungan dengan gadis lain? “ tanyaku pedih.

“Mi-ya..”

“Berhenti memanggilku seperti itu. Sangat menjijikan. Silakan kau lnajutkan kegiatanmu tadi. Ah, ne, aku tegaskan. Bahwa aku tidak mencintaimu. Jadi, kau bebas melakukan apapun yang kau suka.”

“Kumohon, kau jangan salah paham. Ia, gadis itu yang memaksaku, ia yang menciumku terlebih dulu. Dan aku sudah berusaha melepaskannya. Dan..”

“Dan kau menikmatinya, bukan?” aku menghela nafas berat. “Maaf telah mengganggu kalian.” ucapku, lalu pergi denga air mata yang terlanjur mengalir membasahi pipiku. Aku berlari sekuat tenaga meninggalkan tempat ini. tak sengaja, aku menabrak seseorang.

“Hye-ya..” panggil orang yang aku tabrak itu.

“Oppa.. yesung oppa!”

“Waeyo? Mengapa kau menangis? Apa kyuhyun yang melakukan ini,eoh? Jebal , katakan padaku.” aku hanya mengganguk, lalu ia menarikku kedalam pelukkannya. Ia memelukku erat. “Menangislah.. jika hal itu dapat membuatmu merasa lebih baik.” ucap yesung lembut. Aku menangis sekeras-kerasnya dalam pelukkan yesung oppa. Entah mengapa, hatiku benar-benar sakit kali ini. mengapa aku menangis hanya karena kyuhyun berciuman dengan yeoja lain. Bukankah aku tak menyukainya. Aku tak mencintai Kyuhyun. Jadi untuk apa aku menangis. Namun, otak dan reflek tubuhku sedang tak mau bekerja sama. Sekeras apapun aku mengatakan bahwa aku tak seharusnya menangis karena kyuhyun. Airmataku tetap tak berhenti mengalir.

*****

KYUHYUN POV

‘Plakk’ dengan penuh rasa kesal dan benci aku menampar pipi mulus EunRa. Berani-beraninya ia menciumku dan menyebabkan pertengkaran baru antara aku dan HyeMi.

“Neo.. kau menamparku? Aku mencintaimu kyuhyun-ah!” ujarnya, tangan kanannya ia gunakan untuk mengelus pelan pipinya yang baru saja kutampar.

“Tapi, aku tidak mencintaimu. Aku tegaskan sekali lagi, Aku sama sekali tidak mencintaimu. Dan kau sebaiknya pergi, sekarang.” usirku padanya. Namun, ia tak jua keluar. Ia malah menatapku dan menyeringai tajam.

“PERGI! Kau tahu, kau baru saja membuat masalah baru antara aku dengan istriku, kau tahu, huh?” ucapku kasar padanya.

“Jadi gadis itu adalah istrimu? Cihh.. kau rela menamparku hanya karena gadis itu. Bahkan, aku lebih darinya kyuhyun-ah!” tegasnya tak terima.

“Tsk.. jangan pernah menghina istriku atau aku akan melakukan hal yang lebih kasar padamu!” ucapku.  Tanpa mempedulikannya, aku melenggang keluar kantor. Aku harus menemukan keberadaan HyeMi sekarang. aku harus menjelaskan bahwa semua ini hanyalah salah paham belaka. Didepan pintu ruangan aku tak sengaja menemukan sebuah kotak bekal. Dengan ragu aku mengambilnya dan menemukan tulisan nama ‘park hye mi’ di belakang kotak bekal tersebut. Dengan cekatan aku membuka kotak bekal itu. Alangkah terkejutnya diriku saat melihat jajangmyeon yang terhidang rapi didalam sana. ‘Apakah hye mi melakukan ini semua untukku?’ pikirku dalam hati.

AUTHOR POV

Perlahan –lahan yesung mengelus punggung HyeMi lembut, berusaha menenangkan gadis yang sedang menangis ini. isakan HyeMi tak kunjung reda. Pandangan aneh orang-orang yang melihat mereeka mulai terlihat. Yesung hanya tersenyum membalas semua tatapan mereka. “Hye-ya sampai kapan kau ingin menangis seperti ini, eoh?” Tanya yesung lembut. Ia tak ingin menambah kesedihan gadis yang ia cintai tersebut. Isakan masih terus terdengar dari bibir mungil gadis tersebut. Perlahan tapi pasti, HyeMi mulai mengendalikan emosinya sendiri. ia mendongakan kepalanya dan menatap yesung sendu.

“Mmm?” yesung hanya bergumam pada HyeMi.

“Oppa.. bisakah kau mengantarku ke caffe ice cream?” yesung menautkan kedua alisnya. Ia terlihat memutar bola matanya, seperti memikirkan sesuatu. Tak lama kemudian ia mengangguk dan tersenyum pada gadis yang ada didepannya.

“Ne.. kajja!” ajaknya pada HyeMi. Ia mengamit tangan HyeMi untuk berjalan bersamanya. Sesampainya di kedai ice cream, tanpa piker panjang HyeMi langsung memesan Ice cream dengan porsi jumbo.

“Kau yakin?” Tanya yesung khawatir. Bagaimana bisa disaaat cuaca dingin seperti ini. gadis tersebut memesan ice cream dengan porsi dua.. ah ani tiga kali lipat dari porsi biasanya.

“Geokjeongma.. Ice cream-il inbun butak hamnida oppa (Aku memang suka memesan ice cream, oppa) ” ucap hyemi, lalu mencoba untuk tersenyum.

“Tidak usah memaksakan untuk tersenyum seperti itu. Aktingmu sungguh buruk hye-ya.” Ujar Yesung sambil mencubit pelan hidung gadis yang sedang duduk didepannya. “Eoh.” HyeMi hanya menjawab singkat. Lalu mengerucutkan bibirnya, kesal akan pernyataan yesung tadi. Yesung tertawa kecil melihat kelakuan gadis didepannya.

“Wae?” Tanya HyeMi ketus.

“Ckck.. apa kau marah padaku,eoh?” Tanya yesung masih dengan senyum dibibirnya.

“Menurutmu?”

“Aigo.. kau lebih manis jika sedang marah ternyata. Keke.. jangan marah aku hanyabercanda!” ucap yesung sembari mengacak pelan rambut hye mi. tak lama setelahnya, ice cream pesanan HyeMi pun dihidangkan. Yesung hanya memperhatikan gadis tersebut melumat ice creamnya, tanpa menyentuh cake dihadapannya.

“Wajahku bisa bolong jika kau pandangi terus , oppa!” ucap hyemi mengangetkan yesung. Yesung hanya terkekeh pelan.

“Kau yang menarik perhatianku. Cara makanmu seperti anak kecil.” Jawab yesung,lalu memberikan selembar tisu pada hyemi. Hyemi diam memperhatikan tisu yang diberikan yesung. “Wae? Sudut bibirmu belepotan ice cream. Apa kau mau aku yang melakukannya?” tawar yesung yang langsung disambut hyemi dengan gelenggan keras.

“Aniya.. tidak perlu!” ujar hyemi, lalu mengambil tisu yang disodorkan kepadanya.

“Hey.. sepertinya tangismu sudah berhenti? Apa itu karena aku bersamamu?” Tanya yesung dengan percaya diri.

“Mwo? Kau terlalu percaya diri oppa. Semua ini karena ice cream!” tegas hyemi sambil menunjuk ice creamnya.

“Ice cream?” Tanya yesung tak percaya. Apa yang bisa dilakukan ice cream hingga membuat seseorang berhenti menangis. “Eoh! Appaku selalu berkata ‘HyeMI-ya jika kau sedang menangis. Makanlah ice cream ini. apa kau tahu ice cream bisa saja membekukan air matamu, sehingga kau tidak menangis lagi’ begitu katanya.” Jelas hyemi pada yesung. “Mmm.. oppa” panggil hyemi  pelan. “Ne?” sahut yesung, lali memandangi wajah mulus hyemi. “Mmm.. bolehkah aku tinggal dirumahmu?” Tanya hyemi ragu-ragu. Ia terlihat menggigit bibir bawahnya. “MWOYA?? Kau serius?” Tanya yesung kaget. “Bolehkan?” hyemi kembali meminta pernyataan yesung. Yesung terlihat sedikit mengerutkan keningnya.

TBC

Hayolohh.. hyemi minta nginep dirumah yesung. gimana dah? apakah dibolehin atau enggak? apakah hyemi akan berpaling ke yesung? dan membenci kyu? apa yang akan dilakukan kyu saat tau kalau.. kalau apa ya.. kasih tau gak ya?? o.O *plakk . OKE, ini lanjutan you’re my destiny. tunggu kelanjutannya dipart terakhir part 4 😉

Salam dadri istrinya kyu *nunjuk diri sendiri* :p thanks for reading


15 pemikiran pada “You are My Destiny [3]

  1. ahh mega kok pendek sih? digabung aja sama part terakhirnya *plak* daebak walaupun ngaretttttttttttnnyyyyyaaaaaaaa, hupet 😀

  2. fufufu, sekian lama ga baca ff lu. akhirnya nongol lg disini~
    Ng, percakapan antar tokohnya udh dpt feel kok*ngesokk
    trkesan santai dan ga kaku. mmm, tapi narasinya masih rada kaku walaupun udh enak(?) sih dibacanya.
    sifat hyemi kayanya disini beda sama sifat karakter cewe lain yah.wkwk
    biasanya, cewenya kyu itu sifatnya pasti evil! disini hyemi trkesan jd cewe lugu, tapi sok dewasa._.V
    ahh sayang, disini msh sedikit bnyk typo. gak lu edit lagi yah-_-
    dan, gua cuma nyaranin. itu sebaiknya nama hyemi, nulisnya Hyemi aja jgn HyeMi. jadi ribet sendiri kan lu.-.
    sekian komen brharga gua*?*
    -julia perez-

Tinggalkan Balasan ke RahmaNZ Batalkan balasan